koperasi
sebagai sebuah badan usaha, tentunya menghadapi beberapa permasalahan dalam
pengelolaan usahanya. Masalah yang umumnya dihadapi koperasi adalah
keterbatasan permodalan dan sumber daya manusia pengelola koperasi yang
berkualitas, sehingga dari total koperasi yang ada, baru sekitar 80% yang
dikategorikan sebagai koperasi aktif. Sedangkan sisanya, perlu mendapat
pendampingan baik dari sisi pengelolaan keuangan maupun pelatihan bagi
pengelola koperasi. Selanjutnya, dari aspek kelembagaan, maka koperasi sebagai
sebuah badan usaha yang berlandaskan pada member based assosiation, secara
konsisten perlu menerapkan nilai dasar yang dianutnya ke dalam praktek
berkoperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi. Dengan demikian, tantangan
yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat adalah bagaimana menumbuhkan
koperasi sesuai jati diri koperasi dan mengembangkan koperasi secara
profesional.
Untuk itu, diperlukan suatu upaya
yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi,
meningkatkan fungsi dan peran nyata dari koperasi dalam memberikan pelayanan
kepada anggota dan masyarakat, membenahi praktik atau ketatalaksanaan koperasi
secara baik dan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dan mendorong pengembangan koperasi menjadi berskala besar sehingga memiliki
kemampuan prima melayani para anggotanya. Hal ini antara lain didekati dengan
Program GEMASKOP, yang secara garis besarnya mempunyai 3 (tiga) tuluan, yaitu:
mengajak masyarakat untuk berkoperasi, membenahi kualitas kelembagaan dan usaha
koperasi sesuai dengan nilai, prinsip dan jati diri koperasi, dan mengembangkan
koperasi yang ada menjadi berskala besar.
Ada
beberapa cara antara lain agar koperasi
bisa go internasional antara lain kualitas sumber daya manusia, karena
di situlah semuanya berawal yaitu berawal dari manusia yang mengelola itu
sendiri , peningkatan aksesibilitas modal, karena dari modal inilah mereka
secara komersial mampu menerjemahkan ide-ide kreatifnya, inovasi teknologi,
karena dari situ kualitas produksi dapat terjaga secara konsisten, pematenan
hak cipta dan merk, karena melalui keduanya koperasi dapat go international,
Selain
itu agar koperasi dan UKM dapat go internasional harus melakukan
- Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah
perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan
mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur
perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
- Perlindungan Usaha
Jenis-jenis
usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan
ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui
undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling
menguntungkan (win-win solution).
- Pengembangan Kemitraan
Perlu
dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan
pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan
terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar
dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai
kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun
luar negeri.
- Pelatihan
Pemerintah
perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan,
manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam
pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk
menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui
pengembangan kemitraan rintisan.
- Membentuk Lembaga Khusus
Perlu
dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan
semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga
berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik
internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
- Memantapkan Asosiasi
- Mengembangkan Promosi
Guna
lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan
media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping
itu, perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
- Mengembangkan Kerjasama yang Setara
Perlu
adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia
usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait
dengan perkembangan usaha.
- Mengembangkan Sarana dan Prasarana
Perlu
adanya pengalokasian tempat usaha bagi UKM di tempat-tempat yang strategis
sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UKM tersebut. ( Galeriukm).
- Meningkatkan capacity building
Capacity
building di koperasi merupakan sebuah keharusan, terutama dalam pengembangan
teknologi, sistem operasi organisasi dan instrument organisasi serta—yang
terpenting ialah—bagaimana koperasi bisa mengembangkan sumber daya manusia yang
tersedia. Perhatian terhadap ketiga faktor ini harus menjadi fokus utama
koperasi untuk mampu bersaing dengan alternatif bentuk institusi ekonomi lain.
Ketiga hal ini akan menjadi pilar yang kokoh bagi koperasi untuk bisa terus
mengembangkan sayap-sayap bisnis yang bisa dijalankan koperasi dengan tetap
berusaha berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas serta
anggota koperasi itu sendiri.
- Memiliki database koperasi yang komprehensif
Melihat
jauh tertinggalnya koperasi dibandingkan institusi ekonomi lainnya, rasanya
sudah waktunya bagi pemerintah, dalam hal ini Kemenkop dan UKM, memiliki
database lengkap dengan detail yang dimiliki. Misalnya, jumlah koperasi
produsen menurut komoditi, daerah, bentuk, serta orientasi pasar seperti yang
dilakukan oleh FAO untuk data pertanian dunia dan perbankan nasional untuk data
debitur. Hal ini tentunya jelas sangat berguna karena informasi yang didapatkan
jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan koperasi di masa yang akan datang.
- Membuat standar manajemen tata kelola dan strategi umum koperasi
Dengan
tata kelola yang baik serta strategi umum yang biasa digunakan oleh korporat
swasta, maka sedikit banyaknya koperasi dapat mengejar ketertinggalan dalam
proses operasi yang dilakukan selama ini. Apalagi jika koperasi dapat
menerapkan teknologi jaringan informasi yang banyak dilakukan oleh swasta, hal
ini akan sangat mengangkat kinerja dan produktifitas bisnis dari koperasi
Indonesia.
Sumber